Popular Posts

Sunday 13 October 2013

The Advise from Ali


Berorientasi Pada Tujuan Akhir

Sekarang adalah saatnya manusia punya banyak pilihan dalam menentukan jalan hidupnya, entah itu dalam karir, pendidikan, jodoh, dan masih banyak lagi! Seperti halnya air yang mengalir dari hulu ke hilir, apakah kita memperhatikan secara rinci perjalanan air tersebut dari hulu ke hilir kan? Tentunya tidak kan!. Nah, ini poinnya. Terkadang kita lupa terhadap akhir tujuan yang seperti apa yang inginkan dalam hidup ini. Ada yang ketika ia telah banyak uang, itu telah cukup membuatnya bahagia, dan itulah tujuan akhirnya. Bagaimana dengan kita? Apa tujuan akhir yang kita inginkan?

Misal, saat ini kita kuliah di jurusan X, atau kita sedang bekerja di perusahaan Y di bagian Z. Apakah ini sudah sesuai dengan tujuan akhir ya kita inginkan? Jika belum, mungkin saat ini kita terjebak dalam kata-kata "Let it flow" hingga akhirnya ketika di tengah-tengah kita merasakan salah mengambil jalan, dan berusaha sekuat tenaga ingin banting stir dan kembali ke jalan yang kita inginkan dahulu.

Hahaha.. Lucu ya! Bahkan kita pun bisa saja merubah tujuan akhir kita di tengah perjalanan. Karena apa? ya karena kita tersadar, bahwa kita salah jalan.

Demikian, coba renungkan, sebenarnya apa tujuan akhir dari hidup kita? Apakah ingin menjadi orang paling dermawan? Atau orang yang bisa mengurus anak-anak dengan baik? Memiliki mimpi besar untuk menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak? Kita yang tentukan di bagian ini.



Friday 12 April 2013

Tausiyah Giliran Yoga. Jumat 12 April 2013

Assalamualaikum Wr Wb mba sis dan masbro.

Segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam, yang berkuasa membolak-balikkan hati anak Adam. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW.
Hari ini mau bahas tentang ikhlas dalam beramal. Mungkin sudah pernah dengar hadist yang ini, sekedar mengingatkan saja

“Bahwasannya semua amal itu tergantung niatnya, dan bahwasannya apa yang diperoleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrah karena Allah dan Rosulnya maka hijrahnya itu akan diterima oleh Allah dan Rosulnya, dan barang siapa yang hijrahnya, karena mencari dunia atau karena wanita yang akan nikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam hijrahnya itu.” (HR Bukhori dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang ikhlas dan dilakukan demi mengharap wajah-Nya.” (HR. Nasa’i)

Dari 2 hadist di atas, kita diajak untuk senantiasa meluruskan niat atas setiap amal perbuatan yang kita lakukan.  Setiap langkah yang diambil, setiap keputusan yang dibuat, diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Bukan lagi karena yang lain. Ada kata-kata yang mungkin enak untuk didenger, ditanamkan dalam hati, yaitu “Allah dulu, Allah lagi, Allah terus”


GARA-GARA TIDAK IKHLAS

Dari Sulaiman bin Yasar, dia berkata: Suatu saat, ketika orang-orang mulai bubar meninggalkan majelis Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, maka Natil -salah seorang penduduk Syam- (beliau ini adalah seorang tabi’in yang tinggal di Palestina, pent) berkata kepadanya,

“Wahai Syaikh, tuturkanlah kepada kami suatu hadits yang pernah anda dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Abu Hurairah menjawab,
 
“Baiklah. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah:

[Yang pertama] Seorang lelaki yang telah berjuang demi mencari mati syahid. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.

[Yang kedua] Seorang lelaki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca/menghafal al-Qur’an. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca/menghafal al-Qur’an di jalan-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagai orang alim, dan kamu membaca al-Qur’an agar disebut sebagai qari’. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.

[Yang ketiga] Seorang lelaki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Tidak ada satupun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak padanya melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim, 1903)

Masya Allah, semoga kita termasuk kita termasuk ke dalam orang-orang yang senanstiasa memurnikan niat

BAGAIMANA AGAR IKHLAS?

Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah :

-Banyak berdoa
-Menyembunyikan amal kebaikan
-Memandang rendah amal kebaikan
-Takut akan tidak diterimanya amal
-Tidak terpengaruh oleh pujian manusia


Demikianlah, semoga bermanfaat. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas. Semangat yang lagi kuliah, UTS, PKPA, bekerja, dan aktivitas lainnya. Semoga setiap aktivitas kita dilakukan untuk mencari ridho Allah. Aamiin. Wallahu’alam

*diambil dari berbagai sumber di dunia maya*